Gejala dan Tanda Kolik pada Anak, Kenali Ciri-Cirinya!

Pernah tidak Moms mengalami anak yang menangis tiba-tiba dan tanpa sebab? Bisa jadi anak mengalami kolik. Tangisan anak yang mengalami kolik berbeda dari tangisan biasanya, anak bahkan bisa menangis hingga berjam-jam. 

Lalu bagaimana mengetahui anak mengalami kolik? Moms bisa baca penjelasan lengkapnya berikut ini. Dengan begitu, Moms bisa siap untuk menenangkan anak yang mengalami kolik tanpa rasa stress, cemas atau takut berlebihan. 

Apa Itu Kolik? 

Kolik adalah kondisi ketika bayi menangis secara konstan dalam jangka waktu lama. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi banyak ahli mengatakan bahwa kolik disebabkan gangguan pencernaan. Kolik tidak menyebabkan penyakit pada bayi dan biasanya sembuh dengan sendirinya. 

Anak yang rentan mengalami kolik adalah bayi yang berusia 3 – 4 bulan. Di jangka waktu tersebut, bayi biasanya menangis terus menerus dan membuat bonding antara anak dan orang tua menjadi sulit. Rentang waktu anak mengalami kolik bervariasi, bisa terjadi dalam hitungan hari, minggu atau bahkan bulan. 

Gejala Bayi Mengalami Kolik 

Ada beberapa tanda dan gejala yang bisa Moms lihat jika si kecil mengalami kolik, diantaranya adalah:

1. 1. Episode Menangis yang Bisa Diprediksi

Anak yang mengalami kolik biasanya menangis di waktu yang sama, seringkali di sore atau malam hari. Ketika bayi menangis karena kolik, hitungannya bervariasi, ada yang beberapa menit langsung diam, ada juga yang harus menunggu hingga 3-4 jam, bahkan seharian penuh, agar bayi tenang kembali.

2. Tangisan yang Tidak Bisa Diredakan 

Tangisan si kecil yang mengalami kolik biasanya sulit untuk diredakan. Jenis tangisan ini juga terdengar intens, bernada tinggi, hingga terasa menyedihkan dan menyengsarakan bagi siapapun yang mendengar. Bahkan seringkali wajah bayi sampai merah dan sulit untuk ditenangkan oleh keluarga. 

3. Menangis Tanpa Alasan

Gejala kolik yang paling sering terjadi adalah menangis tanpa alasan yang jelas. Menangis memang hal yang biasa bagi bayi, tapi tangisan karena kolik terdengar tidak normal. Si kecil akan terus menangis tanpa alasan yang tidak diketahui, membuat Moms atau Ayah jadi kesulitan sendiri. 

4. Perubahan Postur Tubuh 

Di beberapa anak yang mengalami kolik, terjadi perubahan postur tubuh yang bisa terlihat. Mulai dari kaki yang tampak melingkar, tangan yang mengepal, hingga otot perut yang mengencang. Perubahan postur tubuh tersebut terjadi ketika episode kolik tengah tinggi-tingginya. 

Baca juga: Moms, Hindari 5 Makanan Ini Agar Bayi Tidak Mengalami Kolik, Ya!

Kapan Harus Memeriksakan Anak yang Mengalami Kolik?

Meskipun bisa sembuh dengan sendirinya, namun kolik tetap bisa memberikan dampak negatif bagi perkembangan bayi atau anak. Jika terjadi gejala berikut ini, Moms dianjurkan untuk mengunjungi dokter untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.

• a. Si kecil mengalami demam hingga 38 derajat celcius. 
• b. Kurang aktif beraktifitas, bahkan frekuensi bayi untuk menyusui menurun, walaupun posisi menyusui sudah benar. 
• c. Tidak menghisap payudara atau botol susu dengan kuat, padahal si kecil belum mendapatkan asupan ASI. 
• d. Feses bayi encer, di beberapa kasus mengalami feses berdarah. 
• e. Si kecil muntah, serta tidak bisa ditenangkan meskipun sudah dilakukan berbagai bentuk penghiburan. 
• f. Mengalami pertambahan atau pengurangan berat badan secara signifikan. 
•  

Anak yang Rentan Mengalami Kolik

Setiap bayi atau anak umumnya memiliki persentase kolik yang serupa, namun ada beberapa faktor yang membuat anak lebih rentan mengalami kolik. Kasus ini sering terjadi pada bayi yang ibunya memiliki kebiasaan merokok, baik ketika kehamilan atau pasca persalinan. 

Moms bisa mengurangi gejala kolik dan membuat si kecil lebih nyaman dengan menggunakan minyak telon Habbie. Produk unggulan Habbie ini memiliki kombinasi minyak telon dari cajuput oil, minyak kelapa, minyak adas, hingga ekstrak lavender dan daun bidara. Pemakaiannya secara teratur akan membuat tubuh bayi lebih hangat, rileks dan punya keharuman yang menyegarkan.